Monday, March 14, 2011

Mamma!

Malam menjadi terasa begitu larut bagiku.
Mimpi indahpun menjadi mimpi buruk.
Kehilangan, sesuatu yang mutlak yang harus dirasakan seseorang.
Begitu berat ketika mengetahui kita harus kehilangan orang tersayang.
Mama.
Sebentar lagi umurku hampir 17 tahun pada bulan April tanggal 9.
Tapi mama tak bisa dan tak boleh melawan takdir harus pergi.
Begitu banyak rencana telah tercipta, namun apa daya.
Kesedihan menerpa begitu dalam, bagai air mata tak hentinya menetes, sakiiiit!
Menangis bukanlah cara terbaik.
Mengikhlaskannya cara terbaik.
Terpukul, sangat!
bagai dihujam oleh hujan badai dan bunga mawar yang datang tertawa mengejek.
tak banyak yang dapat ku lakukan.
Mungkin 1000 maaf tak pernah akan cukup untuk segala perbuatanku yang sengaja atau tak sengaja telah menyakiti hatinya.
Hati penuh sesal, kehilangan ini begitu dalam.
Mama, takan pernah terganti.
Mengapa, harus merasa seseorang itu berharga saat ia telah meninggalkan kehidupan kita?
rasanya kurang adil.
Periih,
Bagai dihujam 1000 jarum yang menusuk bertubi-tubi.
Rasanya bagai mimpi buruk yang ingin segera ditinggalkan.
Bangun dan melihat senyumnya merekah diwajahnya.
Memanggil dengan kata 'sayang' dengan penuh cinta.
Terlambat.
senyum itu telah menghilang.
Takkan ada kata sayang lagi yang terdengar dari suaranya.
Hanya dapat berharap menemuinya dalam mimpi.
Cara satu-satunya untuk bertemu dengannya, melihat senyumannya dan mendengar suaranya.
Sebelum aku tinggal bersamanya, disisinya untuk selamanya.
Kenapa?
haruskah dulu menyia-nyiakan jerih payahnya.
Mengabaikan kasihnya.
Dapatkah waktu terulang, Tuhan?
Kini menangis pun tiada guna.
Hanya berharap, mama mendapat tempat terbaik.
sampai suatu saat kita akan bertemu kembali.