Wednesday, June 16, 2010

Hachiko A Dog's Story


Filmya menyedihkan banget!
Mengisahkan tentang kesetiaan seekor anjing pada tuannya
Ceritanya bermula dari seorang anak kecil, yang menceritakan tentang pahlawannya.
Seorang anak mulai menceritakan pahlawannya yaitu Hachiko, anjing milik kakeknya yang biasa dipanggil Hachi.
Entah darimana anjing ini berasal, tapi sang kakek, Parker menemukannya sedang berjalan di stasiun tanpa ada yng mendampingi. Parker baru saja pulang dari perjalanan jauh.
Parker coba menitipkannya pada penjaga stasiun, tetapi penjaga stasiun itu tidak mau, dia berjanji akan memberitahu Parker jika ada yang mencari anjing itu. Akhirnya anjing itu dibawa Parker pulang.
Dirumahnya, ia taruh anjing itu di sebuah ruangan dan mencoba menyembunyikannya dari istrinya, Cate yang mungkin tak ingin memiliki seekor anjing.
Tapi, ketika mereka berdua tidur, anjing itu berhasil keluar dan ia menuju kamar Parker di lantai atas, ia tak sengaja menjilat kaki Cate, Cate pun terkaget.
Akhirnya Cate dan Parker bertengkar, karena Cate tak ingin memelihara seekor anjing.
Parker kasihan melihat anjing kecil itu, ia pun meminta istrinya agar mengizinkan anjing itu menginap satu malam.
Keesokan harinya, anjing itu difoto, Cate memperbanyak foto itu, dan menyuruh Parker menyebarkan foto itu atau menaruhnya di penampungan anjing liar.
Parker berusaha menitipkannya ketempat-tempat temannya, namun tak ada yang mau.
Ia mengunjungi temannya, Ken yang kelihatannya berasal dari Jepang.
Parker meminta Ken untuk membaca kertas yang ia temukan bersama dengan anjng itu.
Ken berkata, ia berasal dari salah satu kota besar yang berada di Jepang, berjenis Akita Inu, dikalungnya terdapat simbol yang dibaca Hachi atau angka delapan, angka keberuntungan.
Karena tak berhasil menemukan tempat atau pemilik Hachi, Parker membawa Hachi pulang.
Di rumah Cate marah-marah dan menuduh Parker menginginkan Hachi.
Tak lama, ketika Parker sedang mengajarkan Hachi bermain tangkap bola, seorang anak kecil menelepon dan menginginkan Hachi, namun Cate yang melihat Parker dan anaknya, Andy begitu menyayangi Hachi, Cate memutuskan untuk memelihara Hachi.
Tak lama Hachi pun tumbuh besar, ia sangat setia pada sang majikan, ia selalu ingin ikut mengantarkan Parker kerja, awalnya Parker merasa risih dan terganggu, ia mengantarkan Hachi pulang. Hachi pun pulang dan bermain bersama Cate, sekitar pukul lima, ia kembali keluar dan menunggu Parker pulang di depan stasiun, itu berlangsung hingga suatu saat akhirnya Hachi mau bermain tangkap bola dengan Parker.
Sangat disayangkan, ketika itu, Parker meninggal, Hachi tak mengerti, ia tetap menunggu sang majikan sampai akhirnya diambil atau dibawa pulang oleh Cate ketika hari pemakaman Parker.
Hachi yang tak mengerti apapun, tetap menunggunya di depan stasiun tempat biasa ia menunggu. Meski telah coba dibawa pulang oleh Andy dan suaminya, ia selalu kabur. Akhirnya Andy memutuskan membiarkan Hachi pergi.
Hachi setiap malam tidur dibawah kereta yang sudah tidak berjalan.
Setiap pukul 17.00 ia kembali menunggu di tempat biasa ia menunggu.
Ia selalu diberi makan oleh Jasjeet si penjual Hot Dog.
Sampai ada seseorang yang tertarik untuk memasukannya di surat kabar.
Hachi terus menunggu Parker ditempat yang sama, hingga 10 tahun memperingati hari kematian Parker.
Cate melihat Hachi di depan stasiun, ia pun menghampirinya dan mencoba menjelaskan bahwa Hachi tidak usah menunggu lagi, Parker tidak akan kembali, namun Hachi tak mengerti.
Hingga akhirnya disuatu malam, Hachi menunggu Parker kembali, akhirnya dia meninggal dibawah turunnya salju. Didalam benaknya masih tersimpan baik kenangan dia dengan majikannya Parker.
Orang-orang yang simpatik melihatnya, membuat patung Hachi, ditempat ia biasa menunggu
Menjadi pedoman untuk mengetahui apa itu arti kesetiaan!
Menyedihkan, menguras air mata dan hati.

Patung Hachiko.



Kisah Hidup (dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Hachik%C5%8D)

Lahir 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Ōdate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam, Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo.

Hachi menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburō Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Profesor Ueno waktu itu berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara Hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun semuanya tidak berumur panjang. Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, S dan John. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Store sekarang.

Ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergian majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari, bersama S dan John, Hachi kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Di petang hari, Hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput.

Pada 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, dan tidak mau makan selama 3 hari. Menjelang hari pemakaman Profesor Ueno, upacara tsuya (jaga malam untuk orang meninggal) dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi masih tidak mengerti Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani John dan S, ia pergi juga ke stasiun untuk menjemput majikannya.

Nasib malang ikut menimpa Hachi karena Yae harus meninggalkan rumah almarhum Profesor Ueno. Yae ternyata tidak pernah dinikahi secara resmi. Hachi dan John dititipkan kepada salah seorang kerabat Yae yang memiliki toko kimono di kawasan Nihonbashi. Namun cara Hachi meloncat-loncat menyambut kedatangan pembeli ternyata tidak disukai. Ia kembali dititipkan di rumah seorang kerabat Yae di Asakusa. Kali ini, kehadiran Hachi menimbulkan pertengkaran antara pemiliknya dan tetangga di Asakusa. Akibatnya, Hachi dititipkan ke rumah putri angkat Profesor Ueno di Setayaga. Namun Hachi suka bermain di ladang dan merusak tanaman sayur-sayuran.

Pada musim gugur 1927, Hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang menjadi tukang kebun bagi keluarga Ueno. Rumah keluarga Kobayashi terletak di kawasan Tomigaya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya. Setiap harinya, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi terlihat menunggu kepulangan majikan di Stasiun Shibuya.

Pada tahun 1932, kisah Hachi menunggu majikan di stasiun mengundang perhatian Hirokichi Saitō dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang. Prihatin atas perlakuan kasar yang sering dialami Hachi di stasiun, Saitō menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Publik Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu kepulangan majikan. Setelah Hachi menjadi terkenal, pegawai stasiun, pedagang, dan orang-orang di sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula, akhiran (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang memanggilnya Hachikō.

Sekitar tahun 1933, kenalan Saitō, seorang pematung bernama Teru Andō tersentuh dengan kisah Hachikō. Andō ingin membuat patung Hachikō. Setiap hari, Hachikō dibawa berkunjung ke studio milik Andō untuk berpose sebagai model. Andō berusaha mendahului laki-laki berumur yang mengaku sebagai orang yang dititipi Hachikō. Orang tersebut menjual kartu pos bergambar Hachikō untuk keuntungan pribadi. Pada bulan Januari 1934, Andō selesai menulis proposal untuk mendirikan patung Hachikō, dan proyek pengumpulan dana dimulai. Acara pengumpulan dana diadakan di Gedung Pemuda Jepang (Nihon Seinenkan), 10 Maret 1934. Sekitar tiga ribu penonton hadir untuk melihat Hachikō.

Patung perunggu Hachikō akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan disaksikan sendiri oleh Hachikō bersama sekitar 300 hadirin. Andō juga membuat patung lain Hachikō yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada 10 Mei 1934, patung tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohito dan Permaisuri Kōjun.

Selepas pukul 06.00 pagi, tanggal 8 Maret 1935, Hachikō, 13 tahun, ditemukan sudah tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Tempat tersebut berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Hachikō biasanya tidak pernah pergi ke sana. Berdasarkan otopsi diketahui penyebab kematiannya adalah filariasis.

Opset tubuh Hachikō di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Tokyo

Upacara perpisahan dengan Hachikō dihadiri orang banyak di Stasiun Shibuya, termasuk janda almarhum Profesor Ueno, pasangan suami istri tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Biksu dari Myōyū-ji diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman Hachikō berlangsung seperti layaknya upacara pemakaman manusia. Hachikō dimakamkan di samping makam Profesor Ueno di Pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh Hachikō diopset, dan hingga kini dipamerkan di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Ueno, Tokyo.

Patung Hachikō di depan Stasiun Ōdate

Pada 8 Juli 1935, patung Hachikō didirikan di kota kelahiran Hachikō di Ōdate. tepatnya di depan Stasiun Ōdate. Patung tersebut dibuat serupa dengan patung Hachikō di Shibuya. Dua tahun berikutnya (1937), kisah Hachikō dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2 sekolah rakyat di Jepang. Judulnya adalah On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).

Pada tahun 1944, di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, patung perunggu Hachikō ikut dilebur untuk keperluan perang. Patung pengganti yang sekarang berada di Shibuya adalah patung yang selesai dibuat bulan Agustus 1948. Patung tersebut merupakan karya pematung Takeshi Andō, anak laki-laki Teru Andō.

Pintu keluar Stasiun JR Shibuya yang berdekatan dengan patung Hachikō disebut Pintu Keluar Hachikō. Sewaktu didirikan kembali tahun 1948, patung Hachikō diletakkan di bagian tengah halaman stasiun menghadap ke utara. Namun setelah dilakukan proyek perluasan halaman stasiun pada bulan Mei 1989, patung Hachikō dipindah ke tempatnya yang sekarang dan menghadap ke timur.

Film Hachikō Monogatari karya sutradara Seijirō Kōyama mulai diputar di Jepang, Oktober 1987. Pada bulan berikutnya diresmikan patung Hachikō di kota kelahirannya, Ōdate. Monumen peringatan ulang tahun Hachikō ke-80 didirikan 12 Oktober 2003 di lokasi rumah kelahiran Hachikō di Ōdate. Sebuah drama spesial tentang Hachikō ditayangkan jaringan televisi Nippon Television pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita). Pada tahun 2009 film Hachiko: A Dog's Story[1] karya sutradara Lasse Hallström mulai diputar dan dibintangi oleh Richard Gere dan Joan Allen.

Tuesday, June 15, 2010

Oh, mine

Termenung, diam dan menyendiri.
Bayangnya melintas.
Membuatku tersenyum dan bahagia akan cinta.
Kusadari dia yang kucintai.
Kusanggupi , dia akan kumiliki.
Memilikinya seakan membuat dunia menjadi indah.
Namun dimatanya tak pernah lebih bayanganku.
Baginya ku hanya penghibur lara.

Dia,
Dia yang merampas hatiku.
Hingga kapan dia akan simpan dalam tempat tak terurus?
Mengapa tak coba ia kembalikan apa yang seharusnya memang milikku?

Menyerah, itu yang kuinginkan.
Suatu suara menguatkanku untuk tetap bertahan.
Meninggalkan semua cinta yang datang hanya untuk menanti cintanya.
Hingga kini tak kudapatkan.

Air mata kesedihan menghiasi malamku.
Senyum kepedihan menghiasi langkahku.
Tak bisa aku melupakannmu.
Meski kau terus sakiti aku.

Bayangmu selalu hadir didalam hariku.
Mambawa tawa dalam sedihku.
Membawa senyum dalam tangisku.
Membawa bahagia dalam lamunku.
Membawa tenang dalam tegangku.

Tapi akankah bayangku terlintas dalam benakmu?
Akankah kau memikirkanku seperti aku memikirkanmu?
Akankah kau membawa kebahagiaan dalam cintaku?

Senyummu mengingatkanku.
Kenangan indah yang tak terlupa.
Kenyamanan saat itu.

Sakiti terus hatiku.
Tak pernah aku berniat seperti itu padamu.
Meski kau terus sakiti hatiku.
Cintaku lebih besar dibanding lukaku.

By : Anastasya

Sunday, June 6, 2010

Buat Apa?

Kata Hati :
Ngapain sih Nast, lo terus mikirin dia? Sadar ga sadar dia yang nyakitin lo!
sadar ga sadar, dia seneng liat lo menangis dan terluka!

Kata hati yang lain :
iya sih emang, tapi tiap mikirin dia, ada kebahagiaan sendiri yang gw dapat dari dia,
gw senang memikirkannya meski dia ga pernah memikirkan gw,
yaaa, meski terkadang gw sadar atau teringat segala perkataan dan perbuatan jahatnya pada gw, tapi lebih banyak gw memikirkan tentang kebaikannya,
dan gw senang memikirkannya, terkadang bisa membuat gw tersenyum meski gw lagi sedih, ketawa-ketawa sendiri disaat tegang, hahahahahahaha

(lebay mode on)

Ada lagi satu orang, emang sih gw tau dia fans gw gitu, sekitar 3 kali nembak gw, tapi ga pernah saya terima (tega amat), kalo kata temen-temennya sih, "tolong dong Nast hargai perasaan dia!"
gw coba menghargai, dengan menolaknya baik-baik (gw rasa temen-temennya ga bermaksud akan memaksa gw untuk menerimanya) dan menganggapnya menjadi sahabat gw,
taaapiii akhir-akhir ini, gw deket gitu ama dia, dia sih rutin gitu sms gw, tapi ga pernah gw bales karena emang ga ada pulsa! (kan kere)
terakhir dia nembak gw belom lama, sekitar 2 bulan yang lalu, semenjak itu lama-lama saya ilfeel gitu sama dia!
abisnya, cepet banget bilang suka ama orang!
terakhir, sebelum dia nembak gw untuk yang terakhir kalinya, dia masih curhat ama gw malem sebelumnya tentang perasaannya ama sahabat gw!

karena terbilang ilfeel ama dia, gw ga pernah tanggepin chatting dari dia, pas dia ngechatt gw, gw langsung jadiin mode offline!
terus dia seneng bilang gw sombong, gw pun tetep ga tanggepin,
gw alibinya sih, bukan alibi juga sih, emang bener! ga ada pulsa gw bilang, makanya ga bisa bales SMS dia, hwhwhwhwhw.
sekarang-sekaranmg giliran gw udah mulai ngedeketin dia (kaga ada maksud apa-apa, sueeeeer deh, cuma untuk memperbaiki hubungan sebagai teman) dia malah sok angkuh ga jelas gitu!
kaya eeg!
sebeeeeel bangeeeet gw ama dia, pingin gw apus dari temen gw, maleees gw liat dia lagi!
liaaaat ajah, ga akan pernah gw tanggepin lagi!