Friday, July 9, 2010

Cinta?

Cinta, mungkin tak seharusnya kita mencintai seseorang sebegitu dalamnya hingga melupakan dan mencampakan cinta-cinta yang hadir mencoba menggantikannya,
menghianati cinta yang datang dengan cinta kita yang tak pernah terbalas,
menyakitkan memang jika kita mencintai seseorang tanpa balasan yang pasti,
tak sedikit orang yang merasakannya,
tapi jangan pernah memaksakan orang yang kamu cintai untuk membalas cintamu,
yang membuatnya tak nyaman dan justru akan terus pergi menjauh darimu.

Tak banyak yang dapat kurangkai dari 26 huruf yang tersedia menjadi runtutan kata yang berakhir menjadi kalimat yang memiliki makna.
Tapi kadang kala, sesuatu yang kita pikirkan tak dapat menjadi kata.
Hanya selalu terpikir dalam benak kita tanpa sedikitpun keberanian untuk mengatakannya.
Menyedihkan,
jangan pernah menjadi seorang pecundang, ungkapkanlah, ungkapkan!
Meski terkadang terpikir jauh di dalam benak kita, ketika kita mengatakan yang sesungguhnya, kita takut dia akan pergi menjauh dari kita dan kehidupan kita.
Mungkin benar, tetapi tahukah kalian betapa baiknya Tuhan?
Tuhan tunjukkan bahwa bukanlah dia yang Ia takdirkan untuk membahagiakan kita dalam cinta ini untuk saat ini.
Mungkin ada saatnya kita harus bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan.
Jika kamu masih tak dapat melupakannya, tak ada yang melarangmu menyimpan semua perasaan ini, tak ada juga yang akan melarangmu untuk berdoa dan meminta pada Tuhan agar perasaan ini menghilang.
Jika kamu ingin dia kan menghargai perasaanmu, cobalah mengahargai perasaan orang yang mencintai kamu terlebih dahulu.

Sebuah kisah :
Ada seorang perempuan (Girl) menyukai seorang lelaki (Boy).
Girl menyukai Boy sejak ia masuk dalam tahun ajarannya di SMA, awalnya mereka sangat dekat dan akrab.
Di tahun kedua Boy menghilang tanpa kabar, Girl mencoba untuk menyukai orang lain dan berhenti mengharapkan Boy.
Bersama orang lain (Child) ini, Girl selalu merasa tersakiti dengan segala tingkah laku Child padanya, ia kerap kali menangis.
Di tahun ketiga, Boy kembali, meski tak seakrab dulu, Girl dan Boy tetap dekat, mereka tetap berhubungan baik satu sama lainnya. Girl rasa ia memang tak dapat membohongi perasaannya, ia kembali pada Boy.
Hingga tak lama, Boy menunjukkan sikap-sikap seolah-olah boy menyukai Girl, dengan segala perhatian yang Boy berikan pada Girl, Girl sungguh amat senang. Kini girl selalu ceria dan tak pernah menangis kembali. Hingga akhirnya sesuatu terjadi diantara mereka, terjadi pertengkaran hebat yang membuat mereka tak lagi dekat, bahkan mereka bagai tak kenal satu sama lain.
Tak lama Girl mengetahui bahwa Boy menyukai salah seorang temannya, dari sana, Girl kembali menangis tiap malamnya. Girl hingga akhirnya, terus memendam perasaan ini hingga suatu kecelakaan terjadi. Girl kritis.
Boy pun menjenguknya bersama tunangannya yang adalah teman Girl. Boy tak sengaja menemukan sesuatu tergeletak di lantai di bawah tempat tidur Girl, ia pun mengambilnya. Ternyata sebuah buku, Boy membacanya bersama tunangannya.
Di buku itu tertulis.
"Dear Boy,

Andai kamu tau Boy, aku menyimpan perasaan ini selama 9 tahun lamanya hingga saat ini.
Kucoba bohongi perasaanku agar tak lagi mencintaimu, menghapus perasaan ini.
Saat kau pergi, aku sangat sedih, aku takut kamu tak akan kembali dan aku terjebak dalam perasaan ini sendiri.
Tak lama kau kembali, betapa aku senang, kau tau?
Kau seolah memberi aku harapan-harapan yang sebenarnya kosong.
Kini kau bahagia dengan orang lain, aku turut bahagia.
Karena hanya dengan melihat kamu dapat bahagia dan tersenyum setiap harinya sudah cukup bagiku.
Meski kuterluka, tak apa.
Biarkan perasaan ini yang kan mengalah agar perasaanmu dapat bahagia.
Kau bagai pelangi untukku, pelangi yang hadir ketika hujan selesai.
Melihatmu tersenyum membuatku bahagia, meringankan segala bebanku yang ada.
Terima kasih Boy, atas sepercik kebahagian yang kau beri pada kehidupan cintaku.
Terima kasih.."
Setelah itu, Girl meninggal.
Dalam hembusan nafasnya yang terakhir ia tersenyum perih, tak lama ia meninggal.
Boy pun seolah menyesal, sementara tunangannya menangis.

0 komentar:

Post a Comment