Friday, July 23, 2010

Cintaku Untuk Mama

Cinta ini milikmu Mama

"Rosa, bangun.. Sarapanmu udah mama siapin di meja."
Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa
mengingat tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. "Mama sayang. ga usah
repot-repot ma, aku sudah dewasa." pintaku pada mama pada suatu pagi.
Wajah tua itu langsung berubah.

Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru
kukeluarkan uang dan kubayar semuanya, ingin kubalas jasa mama selama
ini dengan hasil keringatku.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin
sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari
sebuah artikel yang kubaca.. orang yang lanjut usia bisa sangat
sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak. tapi entahlah..
Niatku ingin membahagiakan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama
tidak akan pernah mengatakan apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Ma, maafin aku kalau telah
menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin mama sedih?" Kutatap sudut-sudut
mata mama, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata mama berkata,
"Tiba-tiba mama merasa kalian tidak lagi membutuhkan mama. Kamu sudah
dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi
menyiapkan sarapan untuk kamu, mama tidak bisa lagi jajanin kamu. Semua
sudah bisa kamu lakukan sendiri"

Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu.. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah
kusadari sebelumnya.. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang
tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri
melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah kupersembahkan untuk mama
dalam usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya?

Ketika itu kutanya pada mama. Mama menjawab "Banyak sekali nak
kebahagiaan yang telah kamu berikan pada mama. Kamu tumbuh sehat dan
lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah
kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kamu berprilaku sebagaimana
seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar
mata kamu mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Tuhan kalau selama ini
sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak alasan
ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui
liku-liku kehidupan..

Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik
anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan
kepada siapapun. Ah, maafin kami mama..... 18 jam sehari sebagai
"pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah.. Sanggupkah aku ya
Tuhan?

--- +++ ---

"Rosa, bangun nak.. sarapannya udah mama siapin di meja.. " Kali ini aku
lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin,
kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan
kuucapkan.. "Terimakasih mama, aku beruntung sekali memiliki mama yang
baik hati, ijinkan aku membahagiakan mama." Kulihat binar itu
memancarkan kebahagiaan..

Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu.. Maafkan aku
yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

--- +++ ---


Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat
"Aku sayang padamu." Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk
menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai..

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita, Ibu..
Walau mereka tak pernah meminta. Percayalah.. kata-kata itu akan membuat
mereka sangat berarti dan bahagia..

--- +++ ---


"Ya Tuhan, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa
membahagiakan mama. Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, terimalah
dan jagalah ia disisiMu.. Titip mamaku ya Tuhan.."

Untuk dan oleh semua Ibu yang mencintai anak-anaknya dan semua anak yang
mencintai Ibunya..

0 komentar:

Post a Comment